1.      Pengertian teks cerita pendek
Menurut Susanto dalam Tarigan (1984 : 176), cerita pendek adalah cerita yang panjangnya sekitar 5000 kata atau kira-kira 17 halaman kuarto spasi rangkap yang terpusat dan lengkap pada dirinya sendiri.
Sumardjo dan Saini (1997 : 37) mengatakan bahwa cerita pendek adalah cerita atau parasi (bukan analisis argumentatif) yang fiktif (tidak benar-benar terjadi tetapi dapat terjadi dimana saja dan kapan saja, serta relatif pendek).
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan cerita pendek adalah karangan nasihat yang bersifat fiktif yang menceritakan suatu peristiwa dalam kehidupan pelakunya relatif singkat tetapi padat.

2.      Ciri-ciri teks cerita pendek
a.       Terdiri kurang dari 10.000 (sepuluh ribu) kata.
b.      Bentuk tulisan yang singkat tentunya lebih pendek dari Novel.
c.       Isi dari cerita berasal dari kehidupan sehari-hari.
d.      Penokohan dalam cerpen sangat sederhana.
e.       Bersifat fiktif.
f.        Hanya mempunyai 1 alur.
g.      Habis dibaca sekali duduk.
h.      Penggunaan kata-kata yang mudah dipahami oleh pembaca.
i.        Mengangkat beberapa peristiwa saja dalam hidup tidak seluruhnya.
j.        Kesan dan pesan yang ditinggalkan sangatlah mendalam sehingga si pembaca ikut merasakan isi dari cerpen tersebut.
3.      Struktur dan kaidah kebahasaan  teks cerita pendek
a.       Struktur Teks Cerita Pendek
Secara garis besar struktur cerpen adalah sebagai berikut (Depdiknas, 2014:17-19).
1)        Tahapan abstrak, merupakan ringkasan atau inti cerita. Abstrak pada sebuah teks cerita pendek bersifat opsional. Artinya sebuah teks cerpen bisa saja tidak melalui tahapan ini.
2)        Tahapan orientasi, merupakan struktur yang berisi pengenalan tokoh dan latar cerita. Pengenalan tokoh berkaitan dengan pengenalan perlaku (terutama pelaku utama) yang meliputi apa yang dialami. Pengenalan latar berkaitan dengan waktu, ruang, dan suasana terjadinya peristiwa dalam cerpen. Latar digunakan pengarang untuk menghidupkan cerita dan meyakinkan pembaca. Dengan kata lain, latar merupakan sarana pengekspresian watak, baik secara fisik maupun psikis.
3)        Komplikasi, muncul diakibatkan oleh munculnya konflik. Pada tahap ini ditandai dengan reaksi pelaku dalam cerpen terhadap konflik. tahapan penjalinan konflik dimulai dari munculnya konflik, peningkatan konflik, hingga konflik memuncak (klimaks).
4)        Tahap evaluasi, ditandai dengan adanya konflik yang mulai diarahkan pada pemecahannya. Setelah konflik mencapai puncaknya tokoh (penulis) akan mengupayakan solusi bagi pemecahan konflik sehingga mulai tampak penyelesaiannya.
5)        Resolusi, adalah suatu keadaan di mana konflik terpecahkan dan menemukan penyelesaiannya. Pada tahapan ini ditandai dengan upaya pengarang yang mengungkakan solusi dari berbagai konflik yang dialami tokoh.
6)        Koda, adalah bagian akhir sebuah cerita pendek yang diberikan oleh pengarang yang menyuarakan pesan moral sebagai tanggapan terhadap konflik yang terjadi. Ada juga yang menyebut koda dengan istilah reorientasi. Koda merupakan nilai-nilai atau pelajaran yang dapat dipetik oleh pembaca dari sebuah teks. Sama halnya dengan tahapan abstrak, koda ini bersifat opsional.
b.      Kaidah Kebahasaan Teks Cerita Pendek
1)      Menggunakan penggambaran waktu lampau
2)      Mencantumkan Penyebutan tokoh (nama, kata ganti, julukan, dan sebutan)
3)      Menggunakan Kata-kata yang menggambarkan latar
4)      Memuat kata-kata yang mendiskripsikan pelaku, penampilan fisik, dan kepribadiannya.
5)      Memuat kata-kata yang merujuk pada peristiwa yang dialami pelaku.
6)      Menunjukan sudut pandang pengarang.
c.       Majas atau gaya bahasa adalah cara pengarang atau seseorang yang mempergunakan bahasa sebagai alat mengekspresikan perasaan dan buah pikiran yang terpendam di dalam jiwanya. Beberapa majas yang sering digunakan:
1)      Majas Litotes: pengungkapan yang bertujuan merendahkan diri. Contoh: Mampirlah ke gubuk kami (Padahal rumahnya besar dan mewah).
2)      Majas Hiperbola: Pengungkapan yang melebih-lebihkan kenyataan. Contoh: Kita berjuang sampai titik darah penghabisan.
3)      Majas Personifikasi: mengumpamakanbenda mati sebagai makhluk hidup Contoh: Hujan itu menari-nari di atas genting
4)      Majas Simile : pengungkapan dengan perbandingan eksplisit yang dinyatakandengan kata depan dan penghubung, seperti layaknya,bagaikan,  umpama, ibarat, bak, bagai. Contoh: Kau umpama air aku bagai minyaknya, bagaikan Qais dan Laila yang dimabuk cinta berkorban apa saja.
5)      Majas Metafora: pengungkapan yang membandingkan suatu benda dengan bendalain karena mempunyai sifat yang sama atau hampir sama. Contoh: cuaca mendung karena sang raja siang enggan menampakkan diri.
4.      Karakter Cerpen
Karakter utama sebuah cerpen adalah peristiwa, yaitu suatu kejadian yang di dalamnya ada hubungan antara tokoh, latar, dan alur.
5.      Unsur intrinsik adalah unsur yang membangun karya itu sendiri. Unsur–unsur intrinsik cerpen mencakup:
a.       Tema adalah ide pokok sebuah cerita, yang diyakini dan dijadikan sumber cerita.
b.      Latar(setting) adalah tempat, waktu , suasana yang terdapat dalam cerita. Sebuah cerita harus jelas dimana berlangsungnya, kapan terjadi dan suasana serta keadaan ketika cerita berlangsung.
c.       Alur (plot) adalah susunan peristiwa atau kejadian yang membentuk sebuah cerita. Alur dibagi menjadi 3 yaitu:
1)      Alur maju adalah rangkaian peristiwa yang urutannya sesuai dengan urutan waktu kejadian atau cerita yang bergerak ke depan terus.
2)      Alur mundur adalah rangkaian peristiwa yang susunannya tidak sesuai dengan urutan waktu kejadian atau cerita yang bergerak mundur (flashback).
3)      Alur campuran adalah campuran antara alur maju dan alur mundur.
Alur meliputi beberapa tahap:
1)      Pengantar: bagian cerita berupa lukisan , waktu, tempat atau kejadian yang merupakan awal cerita.
2)      Penampilan masalah: bagian yang menceritakan masalah yang dihadapi pelaku cerita.
3)      Puncak ketegangan / klimaks : masalah dalam cerita sudah sangat gawat, konflik telah memuncak.
4)      Ketegangan menurun / antiklimaks : masalah telah berangsur–angsur dapat diatasi dan kekhawatiran mulai hilang.
5)      Penyelesaian / resolusi : masalah telah dapat diatasi atau diselesaikan.
Alur dalam cerita biasanya mempunyai kaidah sendiri, yyang meliputi tiga hal.
1)      Kemasukakalan (plausibilitas), artinya cerita memiliki kelogisan.
2)      Rasa ingin tahu (Suspense), artinya perasaan kurang pasti terhadap peristiwa yang terjadi.
3)      Kejutan (Surprise), artinya peristiwa yang berisi kejutan dalam cerita.
4)      Kepaduan (Unity), berbagai unsur dalam cerita harus memiliki kepaduan.
d.      Perwatakan
Menggambarkan watak atau karakter seseorang tokoh yang dapat dilihat dari tiga segi yaitu melalui:
1)      Dialog tokoh
2)      Penjelasan tokoh
3)      Penggambaran fisik tokoh
e.       Tokoh
Tokoh adalah orang orang yang diceritakan dalam cerita dan banyak mengambil peran dalam cerita. tokoh dibagi menjadi 3, yaitu:
1)      Tokoh Protagonis : tokoh utama pada cerita
2)      Tokoh Antagonis : tokoh penentang atau lawan dari tokoh utama
3)      Tokoh Tritagonis : penengah dari tokoh utama dan tokoh lawan
f.        Nilai (amanat) adalah pesan atau nasihat yang ingin disampaikan pengarang melalui cerita.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.