Unsafe yang terbentuk pada akhir tahun 2021 ini, awalnya bernama Rapakasa. Lalu di
awal tahun 2023, mereka sepakat untuk merubah nama menjadi Unsafe, dan digawangi
oleh 3 orang. Di antaranya adalah Bintang (vokal dan bass), Dian (gitar), dan Vikran
(drum). Mereka, secara teratur merilis single demi single. Hingga total ada 3 single yang mereka rilis. Dimulai dari bulan April, dan paling terbaru di Juni ini. Di langkah pertama, mereka merilis lagu berjudul “Cendala”. Di sini, Unsafe mencoba untuk meneriakkan segala emosi yang mereka pendam, dan akhirnya dikeluarkan dalam bentuk lagu.
Jangan Lupa Baca Juga : “Serupa Semula”: Permohonan Maaf yang Tulus dan Deklarasi Cinta RAYHAN NOOR kepada Orang Tuanya
Isinya perihal kritikan terhadap sosok-sosol yang sok “mengatur” dengan idealis-idealis lamanya, tapi dengan cara memaksa agar orang lain harus suka atau mengikuti apa maunya. “Sang pengatur ini selalu memaksakan diri agar cara tersebut harus diikuti dan harus menjadi kemauan kami semua. Begitu kan agak risih ya, kami kan punya cara sendiri, mungkin sang pengatur merasa mempunyai kekuasan tinggi terhadap kami semua
(dalam sudut pandang kami).” Tutur Unsafe. Berbeda dengan single pertama yang dirilis dalam bentuk audio di berbagai layanan musik dalam jaringan. Untuk single kedua berjudul “Selebrasi”, secara khusus mereka melepasnya dalam dua bentuk. Audio dan video live session. Untuk videonya sendiri, Unsafe telah merekamnya sejak November tahun kemarin.
Dalam prosesnya, mereka banyak dibantu oleh kerabat-kerabat dekat yang memang sangat antusias untuk membantu Unsafe. Hal ini juga, karena kandungan lirik yang ada menitikberatkan persoalan pertemanan yang telah dijalin lama.
Tak ada benci membekas di sini
Masalah jangan dipendam sendiri
Jauhkan diri dari penyakit hati
Lepaskan saja
Tuangkan di sini
Itulah sepotong lirik dari single kedua Unsafe yang menegaskan bahwa, menjadi
diri sendiri itu lebih indah dalam lingkungan yang positif. Tibalah mereka di akhir perjalanan Maxi Single yang telah direncanakan jauh hari. Lagu berjudul “Rasio 2:1”. Sebuah lagu yang menceritakan perihal banyaknya drama yang tak kunjung selesai di dalam satu lingkup pergaulan mereka, drama yang membatasi kedekatan antara satu dan yang lainnya. Dan keinginan mereka untuk tidak mempermasalahkan perbedaan pendapat, agar seterusnya bisa tetap berjalan bersama, serta seru-seruan. Total hanya 4 bulan proses produksi yang mereka jalani, dan hasilnya sungguh luarbiasa. Proses perekaman (mulai dari vokal, gitar, dan bass) dilakukan di stud iorumahan milik Bintang (vokal dan bass). Untuk drum, mereka merekamnya di salah satu studio rekaman komersil yang ada di Palu. Sementara untuk proses mixing dan mastering, dipercayakan ditangani oleh Agus Dabo (Hotdog In Blue), seorang musisi yang sudah malang melintang di skena musik kota Palu.
Ketiga lagu tersebut kini sudah bisa dinikmati di berbagai layanan musik dalam jaringan favorit kalian semua. Selamat mendengarkan.