Pada tanggal 7 Juli 2023, Alya merilis EP debutnya yang berjudul ‘Sentimen.al’ (dibaca sebagai sentimental). EP ini terdiri dari lima lagu baru yang ditulis oleh Alya dengan kejujuran penuh. Meskipun semua lagunya dalam bahasa Inggris, Alya juga menyelipkan beberapa kata dalam bahasa Indonesia di dalamnya. ‘Sentiment.al’ merupakan rangkuman lengkap dari eksplorasi seni Alya, menggabungkan eksperimen dari berbagai medium; Alya tidak hanya menulis semua liriknya, tetapi juga melukis karya seni untuk cover EP dan berbagai ilustrasi lirik, serta memproduksi sebagian besar konten visual untuk EP ini.

Jangan Lupa Baca Juga : JAZ Kembali Kasmaran Di Single Terbaru “Bersamamu”

Dengan harapan menarik lebih banyak pendengar, setiap lagu dalam EP memiliki genre yang berbeda, mulai dari akustik, R&B, EDM, hingga Pop. Bahkan, lagu keempat terinspirasi oleh K-Pop, khususnya solois Chung Ha, yang menjadi salah satu inspirasi bagi Alya. Selain itu, Alya berkolaborasi dengan sejumlah musisi yang berperan penting dalam proses produksi EP ini, seperti INDAHKUS, AndyHas, Jasey Reez, Avicc, dan Zuan Marley. Pujo Laksono, pelatih vokal Alya, juga turut berkontribusi untuk memastikan kualitas terbaik. Selain didistribusikan oleh @IKcompany.ent, semua proses mastering lagu dilakukan oleh Cristian Varga.

EP ini diilhami oleh teori tahapan kesedihan atau stages of grief, yang mencerminkan proses seseorang saat berduka. Teori ini pertama kali dikemukakan oleh Kubler-Ross dengan lima tahapan, kemudian direvisi menjadi tujuh tahapan. Tahapan-tahapan tersebut dimulai dari penyangkalan hingga penerimaan. Setiap orang merasakan duka dengan cara yang berbeda, dan tidak semua orang harus mengalami semua tahapan berduka tersebut secara berurutan. Dalam merancang EP, Alya mengambil inspirasi dari teori stages of grief ini untuk menentukan alur EP dengan baik, sehingga dapat menjadi karya yang terstruktur dengan baik dan mampu menemani pendengar yang sedang merasakan perasaan sedih atau berduka.

Setiap lagu dalam EP menggambarkan tahapan-tahapan berduka. Lagu pertama, “Intro: Scream,” menggambarkan tahap shock & denial serta pain & guilt. Liriknya menggambarkan masa kecil Alya yang penuh rasa bersalah karena kesulitan berkomunikasi dan berteman, juga merasa terasing karena masalah Skoliosis. Lagu kedua, “InstaCry,” menggambarkan tahap anger & bargaining, dengan Alya menggambarkan rasa marah terhadap dirinya sendiri, terutama kesalahan masa lalu yang masih menghantui. Lagu ketiga, “Lucid Dream,” menggambarkan tahap depression, loneliness, & reflection, mengisahkan harapan untuk hidup dalam dunia mimpi akibat rasa kesepian yang intens. Lagu keempat, “(Pain)t Me,” menggambarkan tahap the upward turn, dengan Alya mencoba mendeskripsikan momen-momen ketika dia mulai keluar dari kesedihan dan menemukan ide-ide positif. Lagu kelima, “Outro: No Rush,” menggambarkan tahap reconstruction & working through serta tahap acceptance & hope. Lagu ini menceritakan pengalaman Alya ketika dia mulai mendapatkan bantuan mental secara profesional. Dari semua lagu tersebut, “InstaCry” dipilih sebagai single pertama dari EP.

Bagi Alya, konsep “Duka” memiliki banyak makna, dan dia merasa berduka atas memori masa kecilnya yang banyak hilang karena dipengaruhi oleh depresi. Setelah menjalani proses panjang untuk memahami kesehatan mentalnya, Alya didiagnosis menderita Anxiety, Depression, dan PTSD. Alya telah berbagi sedikit cerita tentang kecemasannya melalui lagu pertamanya “Fall Into Place,” dan juga mengenai pengalamannya dengan Trauma melalui lagu “Wild Flowers.” Dengan EP ini, Alya mencoba memahami berbagai momen penting dalam hidupnya sejak kecil dan berusaha untuk menggambarkan perspektifnya tentang hidup dengan depresi. Semua perasaan dan pesan ini diwakili oleh lukisan jantung berdarah di cover artwork EP, yang dibuat dengan menggunakan campuran cat air, cat acrylic, kopi, dan pulpen.

Bersamaan dengan rilis EP, Alya juga meluncurkan video musik untuk single pertamanya, “InstaCry,” yang dapat ditonton di saluran YouTube miliknya. Dalam pembuatan video tersebut, Alya mendapat dukungan dari @mazeproduction.team, @untoldstudio.id, dan tim animator. Video musik “InstaCry” menyampaikan banyak pesan kritis tentang diri sendiri dan berbagai isu sosial, dan tidak hanya menjadi representasi kemarahan pada diri sendiri, tetapi juga mencerminkan budaya internet dalam media sosial dalam beberapa tahun terakhir. Selain itu, tersedia juga video lirik untuk semua lagu dalam EP. Selanjutnya, akan ada single dan video musik untuk satu lagu lain dari EP yang akan dirilis dalam beberapa bulan mendatang, sebagai kelanjutan dari alur cerita dalam video musik “InstaCry.”

Selain itu, Alya juga berkolaborasi dengan tim @smiljan.space di sebuah kafe untuk mengadakan sesi bincang santai yang berhubungan dengan proses kreatif dalam penulisan ‘Sentiment.al’ dan juga menggelar intimate showcase pada 12 Agustus. Selama beberapa bulan setelah rilis EP, Alya juga bekerja sama dengan tim psikolog dari @temanbincang.id untuk menyelenggarakan banyak sesi diskusi publik tentang tahapan berduka serta pemaknaannya dalam EP, baik melalui IG Live, webinar, dan lain sebagainya. Semua kegiatan ini menjadi bukti bahwa pesan-pesan bermakna dan membantu kesehatan mental dapat disampaikan melalui seni, dan kolaborasi dengan tim psikolog merupakan bentuk nyata dari komitmen Alya untuk berkontribusi dalam kesadaran tentang kesehatan mental.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.