Anov Blues One, pejuang dalam genre blues berkolaborasi dengan vokalis rock, Ollan, dalam pembentukan sebuah duo yang baru saja merilis single terbaru berjudul “Tukibul”. Lagu ini tidak hanya menjadi bentuk ekspresi seni mereka, tetapi juga menjadi sorotan terhadap keresahan jelang Pemilu 2024 di Indonesia.
Jangan Lupa Baca Juga : Twnts Lepas EP Debut “Arah Waktu” dengan Lead Single “Hai Untukmu”
Menurut keterangan dari Anov sendiri, judul “Tukibul” sebenarnya adalah singkatan dari “Tukang Kibul”, merujuk pada tukang bohong yang perlu diwaspadai menjelang kontestasi Pemilihan Umum 2024. Lagu ini tak hanya mengeksplorasi sudut pandang psikologis dari kemarahan, kekesalan, dan keresahan terhadap kebohongan yang menjadi komoditas dalam dunia politik, namun juga memberikan pesan yang lebih luas.
Anov Blues One menjelaskan bahwa lagu ini sebenarnya merupakan sebuah seruan untuk lebih selektif dalam memilih dan memfilter orang-orang yang kita ajak kerjasama, berkaitan dengan pekerjaan, bisnis, atau bahkan dalam kemitraan. Dia menyoroti bagaimana banyak individu, dari pejabat hingga rakyat biasa, terlibat dalam penggunaan kebohongan sebagai alat untuk kepentingan pribadi atau politik.
Keputusan Anov untuk bekerja sama dengan Ollan, vokalis rock dengan ciri khas suara yang unik, tidaklah tanpa alasan. Mereka telah menjalin kerja sama yang erat dalam beberapa proyek sebelumnya, menghasilkan dua single sebelum “Tukibul”, yaitu “Boskin (Bosan Miskin)” dan “Botol (Bodoh dan Tolol)”.
Dalam lagu ini, keduanya berharap agar pendengar lebih bijak dalam menilai para pembohong yang kerap kali memberikan janji-janji yang terlalu manis. Mereka ingin agar masyarakat tidak terjebak dalam jerat ekspektasi palsu yang biasanya dihembuskan jelang Pemilu 2024.
Single “Tukibul” dari Anov Blues One dan Ollan telah tersedia untuk didengarkan di berbagai platform pemutar musik digital sejak tanggal 15 Desember 2023. Lagu ini tidak hanya sekadar sebuah karya seni, melainkan juga pesan kritis yang ingin mengajak pendengar untuk lebih waspada dan bijak dalam menyikapi janji-janji politik yang seringkali hanya menjadi alat manipulasi.