Band punk Indonesia, The Jansen, merilis album keempat mereka yang berjudul Durja Bersahaja pada 28 Juni 2024 melalui Bandcamp. Album ini berisi 12 lagu yang penuh dengan kebisingan khas mereka, menandai kelanjutan perjalanan musik mereka.

Mari kita mengulas perjalanan The Jansen selama dua tahun terakhir. Pasca rilisnya album ketiga mereka, Banal Semakin Binal, pada April 2022, The Jansen menjalani berbagai momen penting. Lagu-lagu mereka didengar oleh banyak pendengar, dan mereka tampil di berbagai panggung di banyak kota, provinsi, bahkan negara. Namun, perjalanan mereka tidak selalu mulus, penuh dinamika dan tantangan.

Jangan Lupa Baca Juga : Bunga Reyza Sampaikan Perasaan Cinta Lewat Single “Wahai Tuan”

Kini, dua tahun kemudian, duo Cinta Rama ‘Tata’ Bani Satria dan Adji Pamungkas siap melanjutkan kisah mereka. Mereka melepaskan atribut Banal Semakin Binal dan memulai penggarapan album keempat mereka, Durja Bersahaja. Album ini pertama kali dirilis melalui Bandcamp dan berisi 12 lagu dengan judul-judul yang panjang dan unik, seperti “Katanya Sudah Tak Lagi Membenci, Lantas Mengapa Masih Memaki?”, “Keberuntungan Memang Tak Semua Kita Punya”, “Dan Aku Pun Mengharapkan Masa Depanku, Menjadi Apa yang Ku Mau”, serta “Hanya Ada Kegelapan yang Menunggumu Di Sana”.

 

View this post on Instagram

 

A post shared by The Jansen (@thejansen_id)

Album Durja Bersahaja menampilkan eksplorasi karakter sound yang jelas. Sensasi suara ‘ngawang’ memenuhi dimensi kepala dengan vokal yang sejajar dengan musik. Tempo yang lebih cepat tetap mempertahankan lirik berbahasa Indonesia yang sederhana, dengan ciri khas punk tiga kunci dari The Jansen. Untuk mencapai suara vintage yang diinginkan, mereka memaksimalkan instrumen dan alat-alat lama, termasuk penggunaan ampli Fernandes untuk mastering yang menghasilkan output lo-fi. Proses rekaman gitar sebagian besar dilakukan dengan langsung mengarahkan mikrofon ke ampli kamar.

“Karakter sound adalah eksplorasi utama dalam album ini. Kami menggunakan alat-alat yang kami miliki sendiri dan merekamnya bukan di studio, melainkan di sebuah kontrakan yang kami sewa per tahun untuk mendapatkan momen ‘raw’ dalam koridor garage punk,” jelas Adji.

Jika melihat unggahan Instagram Stories para personel dalam beberapa waktu terakhir, suasana kontrakan yang dimaksud oleh Adji bisa tergambarkan dengan jelas. Lokasinya berada di perbatasan kota dan kabupaten Bogor, dikelilingi oleh lalu lalang truk dan cuaca khas Kota Hujan yang suaranya masuk ke dalam rekaman.

Jangan Lupa Baca Juga : Menuju Debut Mini Album, Monday Manda Luncurkan Single “Ayo!!!”

Proses produksi album ini melibatkan Ando Loekito (Cotswolds) sebagai sound engineer yang bertanggung jawab untuk mixing dan mastering. Selain itu, tiga nama yang sudah tidak asing lagi di panggung The Jansen, yaitu Raissa Faranda (gitar), Intan Descenika (gitar), dan Dika May Fauzi (drum), juga turut serta dalam proses rekaman.

“Dalam hal produksi, album ini hampir sama dengan Banal Semakin Binal. Rekaman dilakukan secara semi-track, di mana semua instrumen direkam secara berbarengan, namun kali ini tanpa metronome,” tambah Adji.

Soal lirik, Durja Bersahaja menjadi kontradiksi dari album sebelumnya. Liriknya tidak lagi depresif, beralih ke musik yang mengambil peran tersebut. Tema besar album ini berkisar pada ingatan, mimpi, dan harapan. Gaya ilustrator Bharata Danu (Asylum Uniform) yang lekat dengan new romantic dipilih untuk sampul album, dirasa cocok dengan materi lagu yang dinyanyikan.

Durja Bersahaja, album penuh keempat The Jansen, dirilis pertama kali melalui Bandcamp pada 28 Juni 2024, diikuti oleh rilisan fisik dalam format kaset pita, sebuah metode yang selalu mereka gunakan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.