Pada tahun 2019, ketika pertama kali diusung, RIMBA memutuskan untuk menjelajahi aliran musik pop dengan spektrum yang luas. Dari fondasi musik psikedelik era 60s-70s hingga ornamen modern dan sentuhan keras namun nyaman yang ditemukan dalam musik alternatif era 80s-90s, RIMBA muncul sebagai band dengan gaya unik. Mereka mempersembahkan musik yang agresif namun tetap terstruktur. Keputusan ini melibatkan empat anggota: Latasya Dinar sebagai vokalis, Marvin Muhammad di bass & vokal, Vari Rivano di gitar, dan Ivando Jeremy di drum. Bersama-sama, mereka menyepakati nama “RIMBA” sebagai identitas kelompok musik mereka dengan genre yang disebut sebagai “POP BELANTARA.”
Jangan Lupa Baca Juga : GAGAK Merilis EP Perdana ‘GELAP’ Sebuah Gebrakan Baru di Skena Musik Hardcore Lokal
Muncul dari kejenuhan seorang protagonis terhadap kehidupan urban, “RIMBA RAYA” menjadi hasil karya yang menarik perhatian. Protagonis tersebut merasakan hasrat mendalam untuk melarikan diri ke tempat yang jauh dan berinteraksi dengan alam rimba, mencari ketenangan di tingkat spiritual. Cerita ini mencerminkan impresi dan rasa terharu sang protagonis terhadap keindahan alam rimba raya, di mana ia tak mampu menahan gelora emosinya.
View this post on Instagram
Seiring dengan kelebihan emosi tersebut, protagonis berkontemplasi mengenai nostalgia masa kecil yang lebih sederhana. Dalam refleksi ini, ia merasa jauh dari kekompleksan dan beban hidup saat ini. Namun, pada akhirnya, waktu habis, dan sang protagonis terpaksa kembali ke hidupnya yang normal. “RIMBA RAYA” bukan hanya sebuah lagu, tetapi juga sebuah narasi yang menyentuh hati dan membuat pendengar merenungkan arti kehidupan.
Artwork dari “RIMBA RAYA” mencerminkan esensi musik mereka. Dengan genre utama pop dan sub-genre alternative, mereka menetapkan label “Rimba” sebagai identitas mereka. Semua aspek, dari penciptaan, penulisan lirik, hingga aransemen dan produksi, dipimpin oleh Marvin Muhammad. Keputusan kolaboratif ini menambah keunikan musik RIMBA. Tidak hanya itu, mereka juga menggabungkan secondary genre, yaitu sunshine pop, dan sub-secondary genre, psychedelic pop, untuk menciptakan suara yang khas dan unik.
Lirik “RIMBA RAYA” membawa pendengar ke riuhnya kota, di mana protagonist merasakan gelora tak terbendung dan kegundahan yang melahirkan kreasi dalam dirinya. Lirik ini menciptakan gambaran pemugaran raganya dan keinginan yang mendalam. Gemilangnya rimba raya menjadi metafora seperti permata berpusaka, menciptakan dunia yang diidamkan dan paripurna. Pantulan cahaya biru lautan dan kemilau perak di jembatan surga memberikan warna khas pada lirik, menciptakan atmosfer yang puitis.
View this post on Instagram
Dalam bagian lain lagu, seperti di gerai sanggraloka yang dibuai embun pagi, dan hilir yang membisik, suasana haru menghantui jiwa di halaman. Rindu akan masa-masa belia, gelisah, dan resah menghantui, sementara sangkala mengelabui dan sukaria terabaikan. Lirik ini memberikan dimensi emosional yang mendalam, merangkum kehidupan dan perasaan yang kompleks.
“Dari Kami Yang Kalian Sia-Siakan”: Eksplorasi Singkat Namun Bermakna dalam Musik TamaT
Diskografi RIMBA mencerminkan jejak musik mereka sebelum “RIMBA RAYA.” Meskipun belum merilis album resmi, karya-karya mereka telah mencuri perhatian. “RIMBA RAYA” tampaknya menjadi langkah lebih maju dalam eksplorasi musikal mereka.
Dengan perjalanan musikal yang unik dan lagu-lagu yang menyentuh hati, RIMBA berhasil menarik perhatian demografi yang beragam. Musik mereka menciptakan ikatan emosional dengan pendengar, menciptakan pengalaman mendalam yang mencerminkan perjalanan manusia. Dengan “RIMBA RAYA,” mereka tidak hanya menciptakan lagu, tetapi karya seni yang memukau dan memikat.