A. Latar Belakang Keruntuhan Uni Soviet

USSR (United of Soviet Socialist Republics) adalah salah satu negara adikuasa yang memiliki wilayah terluas di dunia. Kehidupan rakyatnya ditandai dengan kehidupan yang keras. Mereka lebih mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan pribadi, sehingga jiwa manusia kurang berharga. Pembunuhan dianggap hal biasa jika hal itu dirasa merugikan kehidupan Partai Komunis. Adapun tokoh-tokoh komunis yang terkemuka di Uni Soviet adalah Vladimir Lenin, Josef Stalin, Nikita Khrushcev dan Leon Trotsky.

Tanda-tanda runtuhnya Uni Soviet sebenarnya sudah terlihat sejak pemerintahan Presiden Khrushcev. Khrushcev memberikan kebebasan yang terbatas baik dalam bidang politik, sosial, ekonomi dan budaya kepada rakyatnya. Hai ini mendorong rakyat Uni Soviet untuk mengubah kehidupannya dalam segala bidang yang selama ini dibelenggu kekuasaan komunis yang ketat. Beberapa sebab runtuhnya Uni Soviet sebagai berikut.

1.      Keragaman Budaya
Keragaman budaya ternyata menjadi sumber permasalahan yang sangat membahayakan kedaulatan negara. Sehingga negara kita dapat berkaca kepada sejarah runtuhnya Uni Soviet agar dapat menjadikan perbedaan sebagai sumber kekuatan, bukannya keruntuhan. Di Indonesia, kasus semacam ini bisa diatasi dalam sejarah kerajaan Majapahit yang melahirkan sejarah bhinneka tunggal ika.
Uni Soviet merupakan sebuah pemerintahan pusat yang berada di Moskow, namun ia membawahi 15 negara berbentuk republik. Tentunya dengan jumlah negara sebanyak itu, luas wilayah Uni Soviet sangat lebar, bahkan menjadi salah satu yang terbesar di dunia. Selain luas wilayah, berpengaruh juga keragaman etnis, suku bangsa, adat istiadat, kebudayaan dan berbagai ciri khas dari setiap negara bagian.
Etnosentrisme masih sangat kental terasa meskipun sudah ada pemersatunya, Uni Soviet. Sayangnya, kenyataan tetap bersikukuh membuat setiap negara bagian dari Uni Soviet memegang ciri khas dan sifat kedaerahan masing-masing. Tidak ada rasa nasionalisme bernama satu Uni Soviet pada saat itu. Sehingga faktor ini menjadi faktor utama dan pertama yang menyebabkan keruntuhan Uni Soviet.
Ketika pemerintah pusat sudah kewalahan menjamin kesejahteraan hidup seluruh negara bagiannya, ada banyak pihak yang tidak puas dengan kinerja pemerintah. Mereka pun memutuskan melakukan gerakan sporadis yang menyerang pemerintah pusat. Seperti di Indonesia, kebanyakan negara yang berani menentang pemerintah secara terang-terangan adalah negara yang wilayahnya jauh dari ibukota, Moskow.
2.      Totaliter
Ini bukan sejarah NAZI, namun pemerintahan di Uni Soviet masa Lenin dan seterusnya memakai sifat totaliter. Sebenarnya tujuan dari penerapan sifat ini pada kepemimpinan diktator tidak sepenuhnya jelek. Para penguasa menginginkan sebuah keteraturan dalam negara agar cepat mencapai tujuannya. Sehingga rakyat harus sepenuhnya percaya pada negara dan pemerintah.
Karena keharusan menghargai negara dengan sepenuh kepercayaan, akhirnya beberapa pihak dalam negeri yang mencari untung memanfaatkan keadaan ini. Mereka bertindak sebagai orang-orang penjilat yang tidak benar-benar peduli dengan rakyat. Mereka bersikap untuk menyenangkan negara dan pemerintah demi kepentingannya sendiri.
Sementara itu, pemerintahan yang totaliter membius rakyat kecil dalam berkreasi dan berpendapat. Mereka tidak dapat mencukupi kebutuhan hidupnya dengan cara sendiri, sifat totaliter ini juga sangat mengekang setiap gerakan yang berusaha meneriakkan kebebasan. Untuk memantapkan sifat totaliter di Uni Soviet, negara ini memiliki polisi rahasia bernama KGB bentukan Felix Dzerzhinsky yang terkenal kejam.

3.      Miskin
Tidak ada negara maju yang kondisi ekonomi negaranya memburuk dari hari ke hari. Kondisi miskin ini dinilai dari standar kesejahteraan atau taraf hidup rakyat dan beberapa indikator kemajuan ekonomi. Terbukti negara-negara blok barat yang dipimpin oleh Amerika Serikat memiliki taraf hidup yang lebih baik dibanding negara sosialis-komunis.
Perekonomian di Uni Soviet sendiri pada waktu itu menerapkan sistem sosialis sebagai dampak dari ideologi yang dianut oleh pemerintah. Karena memilih ideologi tersebut, segala hal yang berurusan dengan proses ekonomi dilakukan dengan keterlibatan pemerintah.
Tidak ada kebebasan berkreativitas agar ekonomi dapat semakin maju. Tidak ada pula usaha pemerintah menyerahkan aset negara yang memungkinkan dikelola swasta agar dikelola oleh pihak swasta sehingga dapat meringankan tugas pemerintah. Karena terus menerus menunggu pemerintah dari proses produksi, distribusi dan konsumsinya, perekonomian di Uni Soviet berkembang sangat lambat bahkan hampir macet.
Pengeluaran negara yang harus membiayai negara lain sebagai pendukungnya di dunia internasional cukup menguras kas negara. Akibatnya kebutuhan dalam negeri tidak kunjung terpenuhi dan malah terjadi kemiskinan pada rakyat jelata.

4.      Kemajuan Zaman

Kemajuan zaman selalu identik dengan globalisasi. Dan globalisasi ini selalu berkembang bersama kecanggihan tekhnologi. Maklum, sebagai sebuah negara yang memiliki 2 generasi –baru dan lama- akan mengalami perbedaan pendapat. Namun perbedaan ini tidak seperti perbedaan antar generasi pada sejarah Rengasdengklok di Indonesia.
Generasi muda Uni Soviet mengetahui perkembangan dunia internasional melalui alat komunikasi radio dan televisi. Dari kedua media tersebut, keinginan menjadi individu yang bebas merdeka menyuarakan dan mengkreasikan pikiran tumbuh semakin subur. Mereka memiliki ide merebut kembali hak asasi manusia dari radio dan televisi yang memberitahu kemajuan serta kemapanan kehidupan negara luar tanpa totaliter, dengan demokrasi penuh. Termasuk dalam golongan muda Soviet yaitu Gorbachev dan Yeltsin.

5.      Bubarnya Pakta Warsawa

Pakta Warsawa dilangsungkan di Warsawa, sebuah daerah milik negara Polandia. Pakta ini menghasilkan kesepakatan di antara seluruh negara komunis yang berada di Eropa. Kesatuan militer komunis lahir dari kesepakatan Warsawa ini yang resmi disepakati pada tanggal 14 Mei 1955.

Bubarnya pakta Warsawa ini diakibatkan oleh Uni Soviet sendiri. Sebagai negara adidaya diantara negara komunis Eropa, Uni Soviet memegang peran penting di dunia komunis internasional. Kebijakan Gorbachev yang mulai membuka diri, pengaruh politik Amerika yang sangat kuat terhadap perekonomian Uni Soviet dan seluruh dunia mengakibatkan pakta tersebut perlahan melemah dan bubar.

Tujuan dari dibentuknya pakta Warsawa sebetulnya untuk mempersiapkan diri menerima serangan dari NATO –aliansi militer milik blok barat yang dikepalai Amerika. Namun pada tanggal 31 Maret tahun 1991 –tahun runtuhnya Uni Soviet- pakta ini bubar secara tidak resmi. Kebubarannya diresmikan pada tanggal 1 Juli 1991.

6.      Generasi Baru
Generasi baru Uni Soviet lahir sebagai efek dari kemajuan zaman. Generasi ini berhasil memegang kendali pemerintahan. Adalah Mikhail Gorbachev yang berhasil menduduki kursi PKUS (Partai Komunis Uni Soviet). Dia merupakan seorang lelaki yang memiliki visi kuat ke depan dengan semangat mudanya yang membara untuk mendapatkan perubahan.
Gorbachev selalu digadang-gadang dapat memperbaiki keadaan Uni Soviet yang sudah sangat buruk. Ia lahir di era 1930-an dan menjadi Sekretaris Jenderal PKUS di tahun 1985. Dengan ide dan perencanaannya yang akan membawa rakyat keluar dari totalitarianisme, sosialisme dan komunisme, pria ini ternyata menjadi penguasa terakhir di Uni Soviet.

B. Proses Runtuhnya Uni Soviet

Dalam perkembangan berikutnya, muncullah suatu gerakan pembaruan di Uni Soviet. Gerakan pembaruan tersebut menghendaki dihapusnya paham komunis. Gerakan ini mendapat dukungan penuh dari Mikhail Gorbachev sebagai pemimpin tertinggi Partai Komunis. Pada tanggal 11 Maret 1985 menandai berakhirnya suatu suksesi, Mikhail Gorbachev terpilih sebagai Sekretaris Jenderal Partai Komunis Soviet (PKUS). Hal ini sekaligus membuka lembaran baru bagi rakyat Uni Soviet untuk mengadakan suatu pembaruan diberbagai kehidupan.

Berbeda dengan para pemimpin Uni Soviet terdahulu, Mikhail Gorbachev bukanlah orang yang absolutis dan dictator. Namun, ia penuh keterbukaan. Pada awal kepemimpinannya, Gorbachev dihadapkan pada situasi didalam negari dan hubungan Uni Soviet dengan luar negeri yang buruk.

1. Situasi Dalam Negeri

a. Produktivitas menurun
b. GNP-nya anjlok
c. Birokrasinya sangat berbelit
d. Chernobyl mengalami kebocoran

2. Hubungan Uni Soviet dengan Luar negeri
    Uni Soviet pun sedang mengalami masa-masa yang buruk dan hubungan luar negerinya, yaitu:
1. Masalah Afganistan
2. Masalah Kampuchea
3. Masalah Pakta Warsawa
4. Masalah Tanduk Afrika
5. Masalah Amerika Latin dan
6. Masalah tuntunan penjelasan dari semua negara tentang pencemaran yang ditimbulkan oleh kebocoran reactor nuklir di Chernobyl.

Masalah-masalah tersebut melatarbelakangi Gorbachev untuk mengadakan perubahan dii Uni Soviet. Ia mencanangkan suatu ide untuk membuka jalan menuju ke arah pembaruan. Ide-ide pembaruan Gorbachev yaitu “Perestroika”. Menurut Gorbachev, cakupan Perestroika sangat luas dan memiliki banyak dimensi. Perestroika merupakan sebuah konsep untuk revolusi yang multidimensional untuk memperbaiki semua yang telah hancur di Uni Soviet (restrukturisasi).
    Tujuan Perestroika Gorbachev adalah memulihkan konsep sosialismenya Lenin. Sedangkan, sasaran utamanya adalah menciptakan iklim moral dan spiritual yang baru dalam masyarakat. Pada dasarnya, Perestroika dijalankan dengan dasar “menambah sosialisme dan menambah demokrasi”, baik di bidang politik, ekonomi, sosial dan budaya, pertahanan, dan keamanan. Perestroika terdiri atas unsur-unsur sebagai berikut.

1. Glasnost (Keterbukaan)
    Pelaksanaan Glasnost ditandai dengan dihapuskannya sistem penyensoran terhadap media massa, film, tulisan-tulisan, drama, dan kesenian. Tujuan Glasnost sebagai berikut:
a. Mencoba memulihkan kepercayaan rakyat
Rakyat Uni Soviet bersikap apatis dan sinis terhadap keadaan negerinya. Sikap ini dilatarbelakangi dengan penindasan pemerintah terhadap rakyat selama tujuh decade. Dengan pelaksanaan Perestroika (khususnya Unsur Glasnost), pemerintah berusaha memperbaiki citranya.

b.Menjadikan rakyat sebagai unsur check dan balance
Tujuan ini berisiko tetapi sangat diperlukan untuk menciptakan masyarakat yang lebih memerhatikan pemerintah dan kebijaksanaan-kebijaksaannya. Oleh karena itu, muncullah kebebasan media massa untuk memuat segala macam tulisan yang selama ini tidak boleh dimuat.
Berikut ini merupakan contoh-contoh pelaksanaan Glasnost diberbagai bidang.
·         Dalam bidang politik : rakyat diberi kebebasan untuk mengkritik terhadap kebijakan pemerintah yang dianggap salah, juga boleh menyuarakan pendapat secara bebas
·         Dalam bidang ekonomi : rakyat diberi kebebasan untuk berusaha dalam meningkatkan kehidupannya, hak kepemilikan setuatu telah diakui, dan perusahaan swasta diperbolehkan berdiri
·         Dalam bidang sosial budaya : yaitu adanya jaminan kebebasan beragama, individu boleh menertibkan surat kabar. Media massa telah bergeser dari budaya rahasia menjadi budaya terbuka, dan lain-lain

2. Democratizatsiya
     Democratizatsiya adalah demokratisasi di segala bidang (terutama politik) dalam kehidupan di Uni Soviet. Sejak Revolusi Bolshevik 1917, sistem politik Uni Soviet bersifat monolitik. Namun, dengan adanya Perestroika (unsur Democratizatsiya), rakyat Uni Soviet bakal memilih wakil-wakilnya secara bebas untuk duduk di dalam Kongres Perwakilan Rakyat Uni Soviet

3. Rule of law
      Artinya adalah ditegakkannya pembangunan negara sosialis berdasarkan hukum yang berlaku. Hak pribadi, kelompok, maupun hak asasi diakui keberadaannya dan dapat dipergunakan sesuai dengan ketentuannya.
     Contoh restrukturisasi di bidang ekonomi yang dilakukan oleh Presiden Mikhail Gorbachev adalah menata kembali sistem perekonomian yang dirasa sangat menghambat perkembangan ekonomi Uni Soviet dibawah kekuasaan komunis. Adapun lankah-langkah yang diambil sebagai berikut.

a)      Sasaran pembaruan pertama ditekankan pada percepatan ekonomi dengan meningkatkan disiplin kerja dan investasi dalam bidang mesin berat
b)      Daerah diberi wewenang untuk suatu peraturan perusahaan
c)      Apabila suatu perusahaan mengalami kebangkrutan, negara akan memberi subsidi operasional.
d)      Petani swasta ditempatkan pada kedudukan keuangan yang sederajat dengan pertanian yang dikelola oleh negara
e)      Negara mengizinkan kepemilikan sawsta secara penuh terhadap pabrik-pabrik berskala kecil
f)       Mengizinkan penduduk untuk mempunyai hak milik termasuk mineral, peralatan dan saham.
Itulah konsep pembaruan yang dilakukan oleh Presiden Mikhail Gorbachev. Namun, konsep ini mengalami kegagalan dan membawa situuasi ekonomi, stabilitas politik dan kehidupan di masyarakat bertambah buruk. Dampak yang paling nyata dari konsep tersebut adalah adanya tuntutan dari negara-negara bagian untuk berdaulat sendiri dan hancurnya komunis di Uni Soviet. Usaha untuk merdeka dari negara-negara bagian didukung dengan kebangkitan nasionalisme etnis. Berbagai pergolakan etnis di republic-republik (negara bagian) Uni Soviet menambah semakin runcingnya perpecahan.
Selain itu, Perestroika adalah jimat Presiden Mikhail Gorbachev untuk melakukan pembaruan di Uni Soviet. Namun, kebijaksanaan pembaruan Gorbachev menimbulkan pro dan kontra dari berbagai kelompok. Gorbachev mengatakan bahwa kelompok yang mendukungnya adalah golongan generasi muda Soviet, sedangkan kelompok yang kontra adalah golongan lama (tua dan konservatif). Kelompok yang kontra terhadap kebijakan Gorbachev pada puncaknya berusaha melakukan kudeta. Mereka melakukan usaha penggulingan terhadap Gorbachev pada tanggal 19 Agustus 1991. Namun, kudeta ini gagal. Tokoh-tokoh kudeta terhadap Gorbachev antara lain Menteri Pertahanan Dimitri I Yazov, ketua KGB Vlandimir Krychkov, Wapres Gennady Yanayev, dan Presiden Himpunan Fasilitas Komunikasi, Transpormasi, Kontrusi, Industri dan perusahaan negara yaitu Alexander I Tizyakov.
    Setelah kudeta tersebut mengalami kegagalan, Gorbachev berhasil memegang kekuasaan kembali. Gebrakan pertama yang dilakukan Gorbachev adalah pernyataan mengundurkan dirinya dari jabatan Sekretaris Jenderal PKUS (Partai Komunis Uni Soviet). Gebrakan itu disusul dengan sebuah dekrit yang berisi pembubaran PKUS. Mikhail Gorbachev melakukan pembubaran PKUS pada tanggal 24 Agustus 1991. Sebab-sebab pembubaran PKUS adalah tokoh-tokohnya banyak terlibat dalam kudeta.
    Kudeta di Uni Soviet pada tanggal 19 Agustus 1991 dan pembubaran PKUS pada tanggal 24 Agustus 1991 menambah gejala-gejala perpecahan yang sebelumnya sudah terjadi di republik-republik yang terdapat di Uni Soviet. Republik-republik itu bertambah semangat untuk menyatakan kemerdekaannya dan lepas dari kekuasaan Uni Soviet. Sebenarnya masalah perpecahan republic ini sudah terjadi sebelum terjadi kudeta di Uni Soviet.
    Dari kelima belas republic negara bagian Uni Soviet, Georgia adalah negara pertama yang mengeluarkan deklarasi Union Treaty (perjanjian Uni). Georgia mengeluarkan Union Treaty pada tanggal 9 Maret 1990, namun pada tanggal 10 November 1990 akan mengupayakan kemerdekaan penuh. Langkah Georgia diikuti oleh Lithuania. Negara ini berhasil mengeluarkan deklarasi kemerdekaannya, yaitu pada tanggal 11 Maret 1990. Negara-negara bagian yang lain kemudian mengikuti memerdekakan diri (15 Republik) sampai Uni Soviet dinyatakan bubar pada tanggal 31 Desember 1991.
    Dengan dibubarkannya PKUS dapat diartikan bubar juga Uni Soviet karena Partai Komunis dapat disamakan dengan Uni Soviet. Partai inilah yang menciptakan Uni Soviet, dengan merebut kekuasaan di Rusia padaa tahun 1917. Selanjutnya, Rusia berhasil meluaskan republik-republik lain dari bekas kekuasaan Tsar.

C. Akibat Runtuhnya Uni Soviet

Dengan keruntuhan Uni Soviet sebagai negara komunis adidaya dunia, maka runtuh pula kekuasaan komunis internasional. Berarti hal tersebut membuat Amerika Serikat memenangkan perang dingin yang sudah berakhir.
Banyaknya negara yang berbeda adat di bawah Uni Soviet pada akhirnya mendapatkan jati diri dan kebebasannya sendiri dalam menyelenggarakan pemerintahan dan kedaulatan sesuai kepribadian warganya sendiri. Mereka mendirikan negara baru yang sudah tidak lagi terikat dengan sosialis-komunis. Bahkan hampir semua mantan negara bagian Uni Soviet lebih menyukai demokrasi dibandingkan meneruskan sistem warisan Uni Soviet.
Hak Asasi Manusia di seluruh negara bagian Uni Soviet yang dulu dikekang oleh pemerintah pun sudah dihargai sepenuhnya. Bahkan ada banyak kreativitas dan prestasi individu yang terus bermunculan seiring keruntuhan Uni Soviet dan kebebasan mantan negara bagian mengekspresikan adat istiadat dan budayanya sendiri.
Keruntuhan Uni Soviet yang sangat dramatis membuat beberapa negara komunis lain perlahan melemah. Tidak ada lagi negara besar yang menjadi penyokong mereka menumbuhkan paham komunis di negaranya. Lambat laun, pengaruh komunis sama sekali hilang dari muka bumi dan malah menjadi musuh bagi banyak negara di dunia.

KESIMPULAN

Uni Soviet runtuh karena disebabkan oleh hal-hal berikut :
a.       Beragamnya kebudaayan
Tidak ada rasa nasionalisme bernama satu Uni Soviet pada saat itu. Sehingga faktor ini menjadi faktor utama dan pertama yang menyebabkan keruntuhan Uni Soviet.
a.       Totaliter
Sifat totaliter ini sangat mengekang masyarakat, sehingga muncul gerakan yang berusaha meneriakkan kebebasan
b.      Miskin
Tidak ada kebebasan berkreativitas agar ekonomi dapat semakin maju. Tidak ada pula usaha pemerintah menyerahkan aset negara yang memungkinkan dikelola swasta agar dikelola oleh pihak swasta sehingga dapat meringankan tugas pemerintah. Akibatnya kebutuhan dalam negeri tidak kunjung terpenuhi dan malah terjadi kemiskinan pada rakyat jelata.
c.       Kemajuan Zaman
Dari media alat komunikasi radio dan televisi, generasi muda berkeinginan menjadi individu yang bebas untuk menyuarakan dan mengkreasikan pikiran. Mereka memiliki ide merebut kembali hak asasi manusia dari radio dan televisi yang memberitahu kemajuan serta kemapanan kehidupan negara luar tanpa totaliter, dengan demokrasi penuh. Termasuk dalam golongan muda Soviet yaitu Gorbachev dan Yeltsin.
d.      Bubarnya Pakta Warsawa
Tujuan dari dibentuknya pakta Warsawa sebetulnya untuk mempersiapkan diri menerima serangan dari NATO . Namun pada tanggal 31 Maret tahun 1991, pakta ini bubar secara tidak resmi. Kebubarannya diresmikan pada tanggal 1 Juli 1991.
e.       Generasi Baru
Adalah Mikhail Gorbachev yang berhasil menduduki kursi PKUS (Partai Komunis Uni Soviet). Dia merupakan seorang lelaki yang memiliki visi kuat ke depan dengan semangat mudanya yang membara untuk mendapatkan perubahan yang akan membawa rakyat keluar dari totalitarianisme, sosialisme dan komunisme, pria ini ternyata menjadi penguasa terakhir di Uni Soviet. 
Dalam perkembangan berikutnya, muncullah suatu gerakan pembaruan di Uni Soviet, yakni dihapusnya paham komunis. Pada tanggal 11 Maret 1985 menandai berakhirnya suatu suksesi, Mikhail Gorbachev terpilih sebagai Sekretaris Jenderal Partai Komunis Soviet (PKUS). 
Karena dihadapkan dengan masalah-masalah yang ada, Gorbachev memiliki ide pembaruan yaitu “Perestroika”. Perestroika merupakan sebuah konsep untuk revolusi yang multidimensional untuk memperbaiki semua yang telah hancur di Uni Soviet (restrukturisasi). Perestroika terdiri atas unsur-unsur, yakni Glasnost (Keterbukaan), Democratizatsiya, dan Rule of law. Namun, konsep ini mengalami kegagalan dan membawa situuasi ekonomi, stabilitas politik dan kehidupan di masyarakat bertambah buruk.  Dan pada akhirnya PKUS dibubarkan yang dapat diartikan bubar juga Uni Soviet karena Partai Komunis dapat disamakan dengan Uni Soviet. 
Dengan keruntuhan Uni Soviet sebagai negara komunis adidaya dunia, maka runtuh pula kekuasaan komunis internasional. Berarti hal tersebut membuat Amerika Serikat memenangkan perang dingin yang sudah berakhir. Hak Asasi Manusia di seluruh negara bagian Uni Soviet yang dulu dikekang oleh pemerintah pun sudah dihargai sepenuhnya. Keruntuhan Uni Soviet yang sangat dramatis membuat beberapa negara komunis lain perlahan melemah. Lambat laun, pengaruh komunis sama sekali hilang dari muka bumi dan malah menjadi musuh bagi banyak negara di dunia.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.