Grup musik duo NDX AKA mendapatkan sorotan dari warganet setelah mereka memutuskan untuk menghentikan penampilan di tengah konser mereka di Bali. Keputusan ini menjadi kontroversial karena diduga terkait dengan teriakan penonton yang menyebut nama salah satu calon presiden 2024, yakni Prabowo.
Jangan Lupa Baca Juga : Danuwin: Melodi Emosi dari Dago Atas
Unggahan tersebut memperlihatkan ketidakpuasan sejumlah penonton yang merasa kecewa dengan keputusan NDX AKA untuk menghentikan pertunjukan. Banyak yang menilai tindakan tersebut sebagai tidak profesional dan merugikan bagi mereka yang telah membayar tiket.
Kocak banget.
Konser NDX AKA di Bali langsung dibubarin.
Cuma karena pas diajak selfie bareng semua penonton acungkan salam 2 jari. NDX AKA kok gini?wkkwkwkwkwk pic.twitter.com/YwqgpdRC90
— H2SO4 (@el_sulfat) January 11, 2024
NDX AKA menekankan bahwa mereka berusaha untuk menjaga netralitas acara mereka, dan keputusan untuk menghentikan pertunjukan bukan karena alasan politik, melainkan sebagai respons terhadap oknum yang melanggar aturan netralitas.
Meskipun demikian, kontroversi tetap mengelilingi kejadian ini. Beberapa penonton tetap merasa kecewa dan berpendapat bahwa sebagai artis, NDX AKA seharusnya mampu mengelola situasi tersebut dengan lebih profesional tanpa harus menghentikan penampilan.
NDX AKA salah konser, kok jadi 02 ..njok ngambek ga lanjut konser.. PRA – GI ini bikin gagal fokus 🫰🤦😂 pic.twitter.com/mv311yEPk1
— TRANSporter😂 (@G4b0nGOKU) January 14, 2024
Insiden ini juga memunculkan perbincangan tentang tanggung jawab seniman dalam menghadapi situasi yang mungkin kontroversial selama pertunjukan mereka. Beberapa mendukung keputusan NDX AKA untuk menjaga netralitas, sementara yang lain mengkritik mereka karena dianggap merugikan penggemar yang telah membayar untuk menyaksikan konser tersebut.
Jangan Lupa Baca Juga : Program Musik Main-Main di Menteng Hadirkan Keseruan Bersama Hatchbackz, Manusia Aksara, Peraukertas dan Asora
Dengan berbagai tanggapan dari masyarakat, insiden ini menyoroti kompleksitas dalam menyelenggarakan acara publik dan tuntutan yang diberikan kepada seniman untuk menjaga netralitas dan profesionalisme dalam setiap situasi.
Meskipun klarifikasi dari NDX AKA telah disampaikan untuk menegaskan bahwa penghentian konser bukan bermotif politis, dampak insiden ini terus menciptakan diskusi di kalangan masyarakat. Pertanyaan tentang tanggung jawab seniman dalam menghadapi momen-momen sensitif dan bagaimana mereka dapat mempertahankan netralitas di tengah tekanan semakin relevan.
Ini menimbulkan refleksi mendalam tentang dinamika hubungan antara seniman dan penonton, serta peran seniman dalam menyampaikan pesan atau pandangan mereka dalam lingkungan yang penuh dengan berbagai macam pandangan dan opini. Keseluruhan kejadian ini mengingatkan kita akan kompleksitas interaksi antara seniman, acara publik, dan tanggapan masyarakat dalam era media sosial yang cepat menyebarkan informasi.