Yeay kita bahas kaidah kebahasaan teks negosiasi nih, kemarin ada yang DM kami lagi nih minta di jelasin, makanya judulnya “Kaidah Kebahasaan Teks Negosiasi”. Teks ini dulu kami dapat ketika masih duduk di bangku SMA. Ada 4 Contoh untuk teks negosiasi beserta struktur yang tepat, teman teman bisa akses semua nya melalui kumpulan link berikut ini. Langsung cek it di bawah ini.

  1. Teks Negosiasi dengan judul Membeli Edamame
  2. Teks Negosiasi dengan judul Industri Rumahan
  3. Teks Negosiasi dengan judul Kelapa Sawit
  4. Teks Negosiasi dengan judul Memperluas perkebunan Teh

Memperluas Perkebunan Teh

Pak Ahmad adalah seorang pemilik perkebunan teh yang sukses di Desa Bendot, Pariaman, Bogor. Ia ingin memperluas kebun teh dengan membeli sebuah tanah yang ada di sekitar kebunnya. Pak Ahmad akhirnya memutuskan bahwa ia akan membeli tanah Pak Barjo yang kebetulan Pak Barjo sangat membutuhkan uang untuk biaya kuliah anaknya. Paginya Pak Ahmad mendatangi rumah Pak Barjo.

“Assalamu’alaikum, Pak Barjo!” salam Pak Ahmad.
“Wa’alaikumsalam, Pak Ahmad. Wah, ada apa, Pak kok tiba-tiba datang kemari?” tanya Pak Barjo.
“Begini, Pak saya mau membeli tanah Bapak,” jawab Pak Ahmad.
“Alhamdulillah, kebetulan sekali, saya juga mau menjual tanah saya, Pak.” kata Pak Barjo dengan nada yang gembira.
“Kalau begitu bagaimana kalau saya beli seharga 150 juta, Pak?” tanya Pak Ahmad.
“Wah, Pak, mbok ya jangan segitu Pak, tanah saya ini masih sangat subur lho, Pak, apalagi digunakan untuk menanam tanaman teh, lha wong saya juga tidak pernah memakai pupuk anorganik. Bagaimana kalau 200 juta Pak?” tawar Pak Barjo.
“Waduhh, kok mahal sekali,” keluh Pak Ahmad di dalam hati.
Pak Ahmad ragu untuk membeli tanah Pak Barjo dengan harga 200 juta, tetapi disisi lain ia juga ingin membantu keluarga Pak Barjo agar anaknya dapat kuliah. Maka, Pak Barjo mengajukan harga yang sekiranya ia mampu.
“Ehmm….. saya gak bisa, Pak itu terlalu mahal. Bagaimana kalau 155 juta, Pak?” tanya Pak Ahmad
“Tolong ya, Pak dinaikkan lagi harganya! Biasanya teh yang dihasilkan di tanah saya itu sangat berkualitas lho, Pak.” tawar Pak Barjo lagi.
“Hmm.. Begini saja biar sama-sama adil, lebih baik saya beli 170 juta, Pak. Deal?” kata Pak Ahmad.
“Deal,”
Akhirnya Pak Barjo setuju dengan harga terakhir yang diajukan oleh Pak Barjo. Pak Ahmad juga senang karena perkebunannya akan bertambah luas dan maju.

Struktur Teks Negosiasi

Pak Ahmad adalah seorang pemilik perkebunan teh yang sukses di Desa Bendot, Pariaman, Bogor. Ia ingin memperluas kebun teh dengan membeli sebuah tanah yang ada di sekitar kebunnya. Pak Ahmad akhirnya memutuskan bahwa ia akan membeli tanah Pak Barjo yang kebetulan Pak Barjo sangat membutuhkan uang untuk biaya kuliah anaknya. Paginya Pak Ahmad mendatangi rumah Pak Barjo.
“Assalamu’alaikum, Pak Barjo!” salam Pak Ahmad.
“Wa’alaikumsalam, Pak Ahmad. Wah, ada apa, Pak kok tiba-tiba datang kemari?” tanya Pak Barjo.
“Begini, Pak saya mau membeli tanah Bapak,” jawab Pak Ahmad.
“Alhamdulillah, kebetulan sekali, saya juga mau menjual tanah saya, Pak.” kata Pak Barjo dengan nada yang gembira.
ORIENTASI
“Kalau begitu bagaimana kalau saya beli seharga 150 juta, Pak?” tanya Pak Ahmad. PENGAJUAN
“Wah, Pak, mbok ya jangan segitu Pak, tanah saya ini masih sangat subur lho, Pak apalagi digunakan untuk menanam tanaman teh, lha wong saya juga tidak pernah memakai pupuk anorganik. Bagaimana kalau 200 juta Pak?” tawar Pak Barjo. PENAWARAN
“Waduhh, kok mahal sekali,” keluh Pak Ahmad di dalam hati.
Pak Ahmad ragu untuk membeli tanah Pak Barjo dengan harga 200 juta, tetapi disisi lain ia juga ingin membantu keluarga Pak Barjo agar anaknya dapat kuliah. Maka, Pak Barjo mengajukan harga yang sekiranya ia mampu.
“Ehmm….. saya gak bisa, Pak itu terlalu mahal. Bagaimana kalau 155 jut saja, Pak?” tanya Pak Ahmad
PENGAJUAN
“Tolong ya, Pak dinaikkan lagi harganya! Biasanya teh yang dihasilkan di tanah saya itu sangat berkualitas lho, Pak.” tawar Pak Barjo lagi. PENAWARAN
“Hmm.. Begini saja biar sama-sama adil, lebih baik saya beli 170 juta, Pak. Deal?” kata Pak Ahmad.
“Deal,”
Akhirnya Pak Barjo setuju dengan harga terakhir yang diajukan oleh Pak Barjo. Pak Ahmad juga senang karena perkebunannya akan bertambah luas dan maju.
PERSETUJUAN

Pengajuan Alasan Kaidah Kebahasaan Teks Negosiasi

 

Mengajukan penawaran harga tanah  yang akan dibeli Pak Ahmad seharga 150 juta agar dinaikkan harganya. Alhamdulillah, kebetulan sekali saya juga mau menjual tanah saya, Pak.” kata Pak Barjo dengan nada yang gembira.

“Kalau begitu bagaimana kalau saya beli seharga 150 juta, Pak?” tanya Pak Ahmad.

Wah, Pak, mbok ya jangan segitu Pak, tanah saya ini masih sangat subur lho, Pak apalagi digunakan untuk menanam tanaman teh, lha wong saya juga tidak pernah memakai pupuk anorganik. Bagaimana kalau 200 juta Pak?” tawar Pak Barjo.

“Tolong ya, Pak dinaikkan lagi harganya! Biasanya teh yang dihasilkan di tanah saya itu sangat berkualitas lho, Pak.” tawar Pak Barjo lagi.

Pasangan Tuturan untuk Kaidah Kebahasaan Teks Negosiasi

a. Mengucapkan salam > membalas salam
Bukti kutipan :
“Assalamu’alaikum, Pak Barjo!” salam Pak Ahmad.
“Wa’alaikumsalam, Pak Ahmad. Wah, ada apa, Pak kok tiba-tiba datang kemari?” tanya Pak Barjo.

b. Bertanya > menjawab
Bukti Kutipan :
“Wa’alaikumsalam, Pak Ahmad. Wah, ada apa, Pak kok tiba-tiba datang kemari?” tanya Pak Barjo.
“Begini, Pak saya mau membeli tanah Bapak,” jawab Pak Ahmad.

c. Meminta tolong > memenuhi atau menolak permintaan (memenuhi permintaan)
“Tolong ya, Pak dinaikkan lagi harganya! Biasanya teh yang dihasilkan di tanah saya itu sangat berkualitas lho, Pak.” tawar Pak Barjo lagi.
“Hmm.. Begini saja biar sama-sama adil, lebih baik saya beli 170 juta, Pak. Deal?” kata Pak Ahmad.

d. Meminta > memenuhi atau menolak permintaan (menolak permintaan)
Bukti Kutipan :
“Kalau begitu bagaimana kalau saya beli seharga 150 juta, Pak?” tanya Pak Ahmad.
“Wah, Pak, mbok ya jangan segitu Pak, tanah saya ini masih sangat subur lho, Pak apalagi digunakan untuk menanam tanaman teh, lha wong saya juga tidak pernah memakai pupuk anorganik. Bagaimana kalau 200 juta Pak?” tawar Pak Barjo.

e. Menawarkan > menerima atau menolak tawaran (menolak tawaran)
Bukti kutipan :
“Wah, Pak, mbok ya jangan segitu Pak, tanah saya ini masih sangat subur lho, Pak apalagi digunakan untuk menanam tanaman teh, lha wong saya juga tidak pernah memakai pupuk anorganik. Bagaimana kalau 200 juta Pak?” tawar Pak Barjo.
“Waduhh, kok mahal sekali,” keluh Pak Ahmad di dalam hati.
Pak Ahmad ragu untuk membeli tanah Pak Barjo dengan harga 200 juta, tetapi disisi lain ia juga ingin membantu keluarga Pak Barjo agar anaknya dapat kuliah. Maka, Pak Barjo mengajukan harga yang sekiranya ia mampu.
“Ehmm….. saya gak bisa, Pak itu terlalu mahal. Bagaimana kalau 155 juta, Pak?” tanya Pak Ahmad

f. Mengusulkan > menerima atau menolak usulan (menerima usulan)
“Hmm.. Begini saja biar sama-sama adil, lebih baik saya beli 170 juta, Pak. Deal?” kata Pak Ahmad.
“Deal,”

Unsur Kebahasaan Teks Negosiasi

Kalimat persuasif : “Tolong ya, Pak dinaikkan lagi harganya! Biasanya teh yang dihasilkan di tanah saya itu sangat berkualitas lho, Pak.” tawar Pak Barjo lagi.

nah itu teman teman,postingan kita berjudul “Kaidah Kebahasaan Teks Negosiasi” jika teman teman ada yang ingin ditanyakan silahkan coret coret di kolomkomentar, jangan lupa untuk follow sosial media kami agar teman teman stay update dengan postingan terbaru. Teman teman bisa juga tanya tanya lewat sosial media kami.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.